Minggu, 20 Maret 2011

motivasi diri

MEMBANGUN MOTIVASI DALAM DIRI
=============================

Cita-cita atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika Anda memiliki
motivasi yang kuat dalam diri Anda. Tanpa motivasi apa pun, sulit
sekali Anda menggapai apa yang Anda cita-citakan. Tapi tak dapat
dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri
sendiri. Bahkan, mungkin Anda tidak tahu pasti bagaimana cara
membangun motivasi di dalam diri sendiri.

Padahal, sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkan motivasi tersebut. Caranya...? coba simak kiat berikut
ini:

Ciptakan Sensasi
----------------
Ciptakan sesuatu yang dapat "membangunkan" dan membangkitkan gairah
Anda saat pagi menjelang. Misalnya, Anda berpikir esok hari harus
mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau kedengarannya
mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat Anda untuk
berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah Anda lakukan
kemarin.

Kembangkan Terus Tujuan Anda
----------------------------
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup
yang terlalu sederhana membuat Anda tidak memiliki kekuatan lebih.
Padahal, guna meraih sesuatu Anda memerlukan tantangan yang lebih
besar untuk mengerahkan kekuatan Anda yang sebenarnya. Tujuan hidup
yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam
hidup Anda.

Tetapkan Saat Kematian
----------------------
Anda perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu
tidak dapat diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam
hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional.
Anda dapat membayangkan ´flash back´ dalam kehidupan Anda. Sejak
Anda menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai
pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika Anda membayangkan ´ajal´ Anda
sudah dekat, maka akan memotivasi Anda untuk berbuat lebih banyak
lagi selama hidup Anda.

Tinggalkan Teman yang Tidak Perlu
---------------------------------
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat
mendorong Anda mencapai tujuan. Sebab, siapa pun teman Anda,
seharusnya mampu membawa Anda pada perubahan yang lebih baik.
Ketahuilah, bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat
Anda berpikir optimis pula. Bersama mereka, hidup ini terasa lebih
menyenangkan dan penuh motivasi.

Hampiri Bayangan Ketakutan
--------------------------
Saat Anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan
diri dari bayangan tersebut. Misalnya, selama ini Anda takut akan
menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut Anda
dengan mencoba mengatasinya. Saat Anda berhasil mengatasi rasa
takut, saat itu Anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri
bahwa Anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.

Ucapkan "Selamat Datang" pada Setiap Masalah
--------------------------------------------
Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan tol. Suatu
saat, Anda akan menghadapi jalan terjal, menanjak, dan penuh
bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi
terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa
melewatinya. Jika Anda memandang masalah sebagai sesuatu yang
mengerikan, Anda akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya, bila
Anda selalu siap menghadapi setiap masalah, maka Anda seakan
memiliki energi dan semangat berlebih untuk mencapai tujuan Anda.

Mulailah dengan Rasa Senang
---------------------------
Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup Anda. Coba
nikmati hidup dan jalan yang Anda tempuh. Jika sejak awal Anda sudah
merasa ´tidak suka´, maka rasanya, motivasi hidup tidak akan pernah
Anda miliki.

Berlatih dengan Keras
---------------------
Tidak bisa tidak, Anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan
hasil terbaik. Pada dasarnya, tidak ada yang tidak dapat Anda raih
jika Anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih, semakin mudah
pula mengatasi setiap kesulitan.

Kesimpulannya, motivasi adalah ´sesuatu´ yang dapat menumbuhkan
semangat Anda dalam rangka mencapai tujuan. Dengan motivasi yang
kuat di dalam diri sendiri, Anda akan memiliki apresiasi dan
penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini. Sehingga Anda
pun tidak ragu lagi melangkah mencapai tujuan dan cita-cita hidup
Anda..!

Diedit dari sumber:
Situs Astaga
==> http://www.astaga.com/karir/article.php?id=27913&cat=131

Selasa, 15 Maret 2011

Seni sebagai media penyadaran

Seni sebagai media penyadaran
Seni terbukti telah menjadi media ampuh dalam perjuangan. Bumbu agitasi dan propaganda dalam sebuah karya seni, tidak dipungkiri dapat menimbulkan semangat kaum muda yang mendambakan perubahan.
Dunia seni selalu membawa kita pada untaian syair indah, beat music atau ekpresi lepas, sebatas itu sajakah seni dimaknai ?. apakah ada hal lain yang perlu dibongkar tentang seni.
Dua kiblat seni.
Dalam dunia seni, perdebatan juga terjadi, ada pandangan seni dalah manifestasi dari estetika secara murni, pandangan ini muncul di tengah keraguan seni akan diperalat oleh kepentingan politik tertentu atau penguasa, pandangan ini khawatir seni terkontaminasi doktrin-doktrin ideologis dan akhirnya menjadikan seni sebagai barang pesanan tuannya. Pandangan lainnya menganggap seni tidak lepas dari hal-hal diluar estetika, memandang seni tidak hanya dari karya, cara mencitakan karya atau keindahan semata.
Kenyataan membuktikan, semua karya menunjukan kepada siapa dia berpihak, artinya dia tidak netral atau mengusung nilai tertentu. Dikalangan pemuda hari ini, menjamur seni dan budaya liberal, feudal, pasaran, plagiat atau tidak mempunyai karakter sendiri. Hal ini mencerminkan kondisi negeri kita hari ini yang masih terbelakang dan didominasi imprealisme.
Bagaimana seharusnya kita memandang seni ?
Seni pada dasarnya merupakan bentuk ungkapan yang indah dari isi kehidupan nyata. Diangkat, diterjemahkan dan dituangkan ke dalam berbagai bentuk karya seperti: satra (syair, puisi, cerpen, novel dll), seni rupa (mural, graffity, karikatur, lukisan perlawanan dll), seni pertunjukan (drama, operet, teaterikal, sandiwara, teater dll), seni suara (music perjuangan dan perlawanan, paduan suara, mars2), seni tari dan lainnya.
Seni juga membutuhkan kecakapan dalam menguak keadaan yang nyata, tugas seni adalah memudahkan penjelasan akan keadaan yang nyata, bukan justru menghadirkan karya yang rumit untuk dipahami massa. Singkatnya, seni harus disajikan dengan sederhana, mudah dipahami massa, tetapi tidak mengurangi keindahan. Organisasi massa di bidang kesenian, yang sehari-hari hidup ditengah massa harus mampu mengembangkan kerja-kerja seni dan budaya untuk mencerahkan seluruh rakyat.
Sehingga pandangan kita terhadap seni dan kebudayaan yang diangkat harus mencerminkan rintihan penderitaan masyarakat, resah dan kegelisahan pemuda yang tertekan oleh mahalnya biaya pendidikan, berderap aksi-aksi massa hingga masa depan gemilang kemenangan perjuangan pemuda-mahasiswa dan seluruh rakyat Indonesia, selanjutnya dituangkan dalam bentuk pementasan teater yang memberikan pemahaman dan jiwa ingin terlepas dalam situasi permaslahan, sastra yang menguncang pembaca, lantunan puisi yang heroic dan indah, beat music yang menghentak, lantunan irama yang harmonis, gambar eye cathing dll.

Tiga jenis seni
Setidaknya seni memiliki tiga (3) ciri, yakni :
1. Seni feudal. Yaitu seni yang diabdikan untuk melanggengkan penindasan dan budaya feudal yang mengkultuskan sesuatu dan berbau mistis. Seperti upacara-upacara adat untuk pemujaan terhadap raja, kawulo gusti dan sejenisnya.
2. Seni borjuasi. Yaitu seni yang mengabdi kepada kepentingan borjuis, menyebarkan gaya hidup dan menopang pikiran-pikiran borjuis yang menindas. Diexpresikan lewat karya-karya seni yang memuja kemewahan, romantisme berlebihan, cerita-cerita cabul, heroisme ala amerika “seakan-akan permasalahan bisa dipecahkan dengan keberadaan dirinya sendiri” (layaknya Supeman, Spiderman, Rambo Dll), dan selalu berorientasi komersil atau hanya dijadikan wadah eksistensi pemuas nafsu si-pekerja kesenian saja (yang penting bisa pentas/yang penting punya karya).
3. Seni progresif. Yaitu kesenian yang mengabdi kepada massa dan rakyat tertidas, seni progresif senantiasa bersifat jujur, terbuka, sederhana dan apa adanya. Mengexpresikan daya kreatifnya dalam mengungkap realitas kehidupan, bertumpu pada kenyataan pahitnya hidup dalam situasi ketidakberdayaan, ditujukan untuk membangkitkan kesadaran untuk melawan penindasan dan penghisapan demi tegaknya keadilan social bagi masyarakat yang terpinggirkan, kemudian tidak menekankan efek komersial dalam berkarya.
Seni dan perjuangan massa
Tingkat keberhasilan suatu hasil karya dilihat dari sejauh mana hasil karya tersebut dapat menggerakan penikmatnya dan keberhasilan suatu pekerjaan seni beriringan dengan bangkitnya kesadaran massa untuk bergerak dalam perjuangan massa. Seni akan menjadi picisan tatkala habis sebatas diskusi atau sebagi pemuas nafsu kerja-kerja kreatif saja, atau bahkan sebagai penghias di pensi-pensi atau coretan-coretan vandal tak berarti. Seni akan mengigit ketika berbagai karya baik itu graffiti, mural, kartun, cerpen, novel, teater, drama, puisi bernuansa progresif. Menghiasi pojok-pojok jalan, pasar, kampus, tempat hang out dan disetiap sudut tempat masyarakat luas berkumpul. Hadir dalam situasi kegamangan masyarakat dalam melihat permasalahan yang dihadapinya. Menjadi pembangkit semangat yang memimpin kesadaran dan pengetahuan massa kemudian terlibat aktif dalam mengkampanyekan permasalahan dan bergabung kedalam aksi perjuangan bersama massa yang terpimpin.

Minggu, 06 Maret 2011

bagian PGRS-Paraku

Fung Jin tinggal di Pontianak. Usianya 58 tahun. Ketika peristiwa itu terjadi, usianya 21 tahun. Ketika itu, bersama keluarga dan pengungsi lainnya, dia berjalan kaki dari Toho ke Pontianak. Jaraknya sekitar 75 km. Dia berharap, peristiwa itu tak pernah terjadi lagi.



Fung Jin adalah satu dari 70 ribu warga Cina yang mengungsi karena “demontrasi” atau ethnic cleansing, pembersihan etnik yang dilakukan orang Dayak, terhadap orang Cina. Saat itu, sebagian besar etnik Cina hidup di pedalaman dan sepanjang perbatasan Indonesia dan Malaysia. Setelah peristiwa itu, mereka menyebar ke berbagai wilayah di Kalbar, Jakarta, Singapura, Hongkong, Taiwan, atau kembali ke Cina Daratan (RRC).

(Jeff rezuki)